Apa itu Cahaya Ultraviolet? Apa Fungsi Cahaya UV Untuk Sterilisasi Air?
Sinar UV Adalah
Percikan las listrik menimbulkan cahaya UV |
Ultraviolet (UV) adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang dari 10 nm (30 Phz) hingga 400 nm (750 THz), lebih pendek daripada cahaya tampak namun lebih panjang dari cahaya-X.
Radiasi UV terdapat pada cahaya Matahari. Radiasi UV juga diproduksi dari percikan las listrik dan lampu spesialis.
Kutub spektrum radiasi ultraviolet yang lebih panjang mampu menimbulkan reaksi kimia dan banyak substansi bercahaya atau berflorensi.
Akibatnya, efek biologis UV lebih besar dibandingkan efek pemanasan yang simpel. Banyak aplikasi praktis dari radiasi UV khususnya terkait interaksi nya dengan molekul organik.
Radiasi UV terdapat pada cahaya Matahari. Radiasi UV juga diproduksi dari percikan las listrik dan lampu spesialis.
Kutub spektrum radiasi ultraviolet yang lebih panjang mampu menimbulkan reaksi kimia dan banyak substansi bercahaya atau berflorensi.
Akibatnya, efek biologis UV lebih besar dibandingkan efek pemanasan yang simpel. Banyak aplikasi praktis dari radiasi UV khususnya terkait interaksi nya dengan molekul organik.
Cahaya UV dapat membasmi bakteri, virus, dan mikroorganisme patogen lainnya pada air. Dalam pengolahan air, cahaya UV digunakan sebagai pengganti klorin dan bahan kimia lainnya yang seringkali dianggap dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.
Fungsi utama cahaya UV dalam pengolahan air adalah untuk membunuh atau menginaktivasi mikroorganisme patogen, sehingga air menjadi lebih bersih dan aman untuk digunakan. Proses sterilisasi menggunakan cahaya UV bekerja dengan cara memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang mampu merusak DNA atau RNA mikroorganisme patogen.
Selain itu, cahaya UV juga memiliki keunggulan lain dalam pengolahan air, yaitu tidak meninggalkan residu kimia pada air. Hal ini berbeda dengan penggunaan bahan kimia lainnya seperti klorin atau ozon yang dapat meninggalkan residu yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Pada aplikasi di industri makanan dan minuman, penggunaan cahaya UV biasanya dilakukan untuk memastikan kebersihan dan keamanan produk. Air yang digunakan dalam produksi makanan dan minuman harus bersih dan aman, sehingga penggunaan cahaya UV dapat memastikan bahwa air yang digunakan telah terbebas dari mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan keracunan makanan atau minuman.
Di perumahan, penggunaan cahaya UV dalam sistem filter air dapat membantu menghilangkan bakteri dan virus yang dapat menyebabkan penyakit. Namun, penggunaan cahaya UV dalam sistem filter air harus dilakukan dengan hati-hati, karena cahaya UV dapat berbahaya bagi kesehatan manusia jika tidak digunakan dengan benar. Oleh karena itu, penggunaan cahaya UV dalam sistem filter air di rumah sebaiknya dilakukan oleh profesional yang berpengalaman.
Di IPAM, penggunaan cahaya UV juga dapat memastikan bahwa air yang disalurkan kepada masyarakat telah terbebas dari mikroorganisme patogen. Penggunaan cahaya UV pada IPAM biasanya dilakukan setelah proses filtrasi dan perlakuan bahan kimia lainnya untuk memastikan bahwa air yang disalurkan aman dan terbebas dari mikroorganisme patogen.
Sejarah Penemuan Cahaya Ultraviolet
“Ultraviolet” berarti “melebihi violet” (dari kata Latin ultra, “melebihi”), violet adalah warna dengan frekuensi tertinggi pada cahaya tampak.
Ultraviolet memiliki frekuensi lebih tinggi daripada cahaya violet.
Ultraviolet memiliki frekuensi lebih tinggi daripada cahaya violet.
Radiasi UV ditemukan pada tahun 1801 saat fisikawan Jerman Johann Wilhelm Ritter mengobservasi cahaya yang tak terlihat yang melebihi ujung violet pada spektrum cahaya tampak menggelapkan kertas yang dibasahi dengan perak klorida lebih cepat daripada cahaya violet sendiri.
Ritter kemudian menamakan radiasi ini “cahaya pengoksidasi” untuk menekankan kereaktifan kimiawi dan memisahkannya dari “cahaya panas”.
Pada 1878, efek ultraviolet pendek untuk sterilisasi bakteri ditemukan, dan baru diketahui panjang gelombang yang paling efektif adalah 250 nm pada tahun 1903.
Ritter kemudian menamakan radiasi ini “cahaya pengoksidasi” untuk menekankan kereaktifan kimiawi dan memisahkannya dari “cahaya panas”.
Pada 1878, efek ultraviolet pendek untuk sterilisasi bakteri ditemukan, dan baru diketahui panjang gelombang yang paling efektif adalah 250 nm pada tahun 1903.
Ultraviolet sebagai Media Sterilisasi Air
Ultraviolet atau energi ultraviolet ditemukan pada gelombang elektromagnetik antara cahaya tampak dan sinar X.
Sinar UV bisa dideskripsikan sebagai radiasi tak terlihat karena rentang spektrum gelombang pada indera penglihatan manusia tidak mencapai ultraviolet.
Sederhananya, warna yang mampu dilihat manusia adalah merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-violet, atau rentang cahaya tampak / visible light.
Sinar UV bisa dideskripsikan sebagai radiasi tak terlihat karena rentang spektrum gelombang pada indera penglihatan manusia tidak mencapai ultraviolet.
Sederhananya, warna yang mampu dilihat manusia adalah merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-violet, atau rentang cahaya tampak / visible light.
Untuk membunuh mikroorganisme, sinar UV harus mampu secara langsung menabrak sel mikroorganisme.
Energi UV menembus membran luar sel, melewati tubuh sel, kemudian mengganggu DNAnya untuk mencegah reproduksi sel. Perlakuan UV tidak merubah komposisi kimia air; tidak ada yang ditambahkan kecuali hanya energi saja.
Mikroorganisme yang sudah disterilkan tidak dihilangkan dari air. Disinfeksi menggunakan UV ini juga tidak menghilangkan kandungan organik, inorganik, maupun partikel dari air.
Energi UV menembus membran luar sel, melewati tubuh sel, kemudian mengganggu DNAnya untuk mencegah reproduksi sel. Perlakuan UV tidak merubah komposisi kimia air; tidak ada yang ditambahkan kecuali hanya energi saja.
Mikroorganisme yang sudah disterilkan tidak dihilangkan dari air. Disinfeksi menggunakan UV ini juga tidak menghilangkan kandungan organik, inorganik, maupun partikel dari air.
Derajat inaktifasi menggunakan radiasi UV ini berhubungan langsung dengan dosis sinar UV yang diaplikasikan pada air.
Dosis ini, yang merupakan perkalian intensitas cahaya dan waktu exposure diukur dalam satuan microwatt detik per sentimeter kuadrat atau μws/cm2
Dosis ini, yang merupakan perkalian intensitas cahaya dan waktu exposure diukur dalam satuan microwatt detik per sentimeter kuadrat atau μws/cm2
Di tabel di bawah ini, ditampilkan daftar dosis yang dibutuhkan untuk menghancurkan mikroorganisme yang biasa terdapat pada air di lingkungan Anda.
Sebagian besar sistem UV didesain memiliki dosis sinar UV lebih besar dari 30000μws/cm2
Sebagian besar sistem UV didesain memiliki dosis sinar UV lebih besar dari 30000μws/cm2